Komponen Sistem Logsistik
Hallo bloggers, kali ini saya akan membahas tentang komponen-komponen sebagai pembentuk dari sistem logistik tersebut. Semoga bermanfaat dan menambah ilmu kita semua.
Ada 5 komponen yang bergabung untuk membentuk system
logistic yaitu :
1 Struktur Lokasi Fasilitas
2 Transportasi
3 Persediaan(inventory)
4 Komunikasi
1 Struktur Lokasi Fasilitas
Suatu penilaian yang realistis
terhadap kompetisi menunjukan bahwa transaksi dagang haruslah di kembangkan
didalam dan diantara lokasi- lokasi tertentu. Jaringan suatu perusahaan
merupakan serangkaian lokasi kemana dan melalui mana material dan produk-
produk di angkut.Untuk tujuan perencanaan,fasilitas-fasilitas tersebut meliputi
pabrik,gudang-gudang, dan toko toko pengecer.jika digunakan jasa -jasa khusus
dasi perusahaan pengankutan/Gudang- gudang public,maka fasilitas-fasilitas dari
para spesialis ini dianggap merupakan bagian penting dari jaringan kerja
tersebut
Bahwa terdapat banyak perbedaan
diantara berbagai pasar adalah suatu fakta yang harus diakui.sepuluh pasar
dagang yang top di amerika serikat merebut 42% dari penjualan produk / jasa
jasa yang potensial.jadi,setiap perusahaan yang melakukan pemasaran atas barang
nasional haruslah memberikan perhatian yang serius terhadap lokasi dari
fasilitas -fasilitas tetapnya agar dekat kepada pasar konsumen yang terpenting
ini.Perbedaan geografis yang sama dapat pula dalam pasar bahan mentah dan pasar
komponen / lokasi sumber.
2 Transportasi
Dalam suatu jaringan fasilitas ,
transportasi merupakan suatu mata rantai penghubung. Manajemen transport dan
lalu lintas mendapat banyak perhatian dalam tahun-tahun ini. Hamper setiap
perusahaan dari ukuran apa saja mempunya manajer lalu lintas yang bertanggung
jawab terhadap pengelolaan program transportasinya.
Pada umumnya satu perusaan
mempunyai 3 alternatif untuk menetapkan kemampuan transportasinya :
·
Armada peralatan swasta dapat dibeli atau di
sewa
·
Kontrak khusus dapat di atur dengan spesialis
transport untu mendapatkan kontrak jasa-jasa pengankutan.
·
Suatu perusahaan dapat memperoleh jasa-jasa dari
sutu perusaan transport berizin (legally authorized) yang menawarkan
pengangkutan dari suatu tempat ke tempat lain dengan biaya tertentu
Ketiga bentuk transport ini dikenal sebagai private
(swasta), contract (kontrak) dan common carriage(angkutan umum). Dilihat dari
sudut pandang system logistic,terdapat 3 faktor yang memang peranan utama dalam
menentukan pelayanan transport yaitu biaya, kecepatan, dan konsistensi
Biaya transport terdiri dari pembayaran sesungguhnya untuk
pengangkutan diantara 2 tempat, plus ongkos yang berkaitan dengan pemilikan
persediaan in transit (dalam perjalanan). Sistem logistic dirancang untuk
meminimumkan biaya transport dalam hubungannya dengan seluruh biata system.
Akan tetapi, sebagaimana akan dilukisakan nanti ini tidak berarti bahwa metode
transport yang paling murah itu selalu dikehendaki.
Kecepatan dan biaya itu berkaitan dalam dua hal. Pertama,
spesiali transpot yang mampu memberikan pelayan yang lebih cepat akan
membebankan tariff yang lebih tinggi. Yang kedua, lebih cepat pelayanan makin
pendek waktu material dan produk itu berada dalam perjalanan.
Jika kemampuan transpot tidak konsisten, maka haruslah
diadakan penjagaan terhadap jumlah persediaan yang aman dalam system itu untuk
perlindungan terhadap kemacetan pelayanan. Konsistensi transport itu
mempengaruhi baik komitmen persediaan penjual dan pembeli maupun risiko yang
dipikulnya.
3 Persediaan (Inventory)
Tujuan dari integrase persediaan kedalam sitem logistic adalah
untuk mempertahankan jumlah item yang serendah
mungkin sesuai dengan sasaran pelayanan untuk nasabah. Pengadaan persediaan
yang berlebih-lebihan memang dapat mengimbangi kesalahan-kesalahan dalam
desaign system dasar dan bahkan mungkin dapat membantu mengatasi administrasi
kegiatan logistic yang jelek. Akan tetapi,persediaan yang digunakan sebagai
penopang itu pada akhirnya akan menyebabkan meningkatnya total biaya.
Program logistic hendaklah diadakan dengan tujuan
mengingatkan (committing) sedikit munkin aktiva pada pengadaan persediaan. Jawaban
untuk program persediaan yang sehat dapat di jumpai dalam penyebaran
(deployment) yang selektif yang berkisar di sekitar $ factor yaitu :
·
Mutu nasabah
·
Mutu produk
·
Integrasi transport
·
Kegiatan saingan
Setiap perusahaan yang menjual kepada berbagai nasabah itu
akan menghadapi berbagai tingkat profitability. Profitability itu misalnya
adalah menurut berbagai pembelian produk,volume pembelian,harga,pelayanan
pemasaran yang dibutuhkan,dan kegiatan penunjang yang di perlukan untuk mempertahankan
hubungan yang berjalan. Kebijaksanaan persediaan hendaklah ditujukan untuk
melindungi nasabah-nasabah inti dengan memberikan pelayanan logistic yang cepat
dan konsisten.
Banyak perusahaan mendapatkan bahwa sebaiknya mengadakan
persediaan produk yang lambat peputarannya atau rendah labanya pada sebuah
gudang distribusi sentral, dan menggunakan metode transport yang cepat apabila
produ-produk ini di pesan oleh seorang nasabah.
Pada umumnya tarif transportasi itu didasarkan atas besarnya
pengiriman. Jadi, kebijaksanaan yang lebih baik itu agaknya adalah mengadakan
lebih banyak persediaan barang pada suatu fasilitas tertentu untuk memungkinkan
pengiriman volume yang lebih besar. Penghematan dalam biaya transportnya
mungkin lebih besar daripada kenaikan biaya pengadaan persediaanya. Kebijaksanaan
persediaan yang demikian dapat memberikan keuntungan differensial terhadap
suatu saingan atau menetralkan keuntungan yang dinikmati sekarang oleh seorang
saingan. Strategi untuk merangsang secara kompetitif pengadaan persediaan ini
akan meningkat dalam perbandingan langsung dengan kemampuan para nasabah
mensubsitudi berbagai produk saingan. Yang penting untuk dipahami adalah
terdapatnya hubungan yang integral di antara fasilitas,transportasi dan
persediaan. Mengenai persediaan (Inventory) seselektif mugkin dalam
pengembangan kebijaksanaan.
4 Komunikasi
Kekurangan dalam mutu informasi dapat menimbulkan banyak
sekali masalah. Kekurangan tersebut dapat digolongkan ke dalam 2 katagori
besar. Pertama, informasi yang di terima mungkin tidak betul dalam hal
penilaian trend dan peristiwa. Oleh karena banyak sekali arus logistic itu
merupakan antisipasi bagi transaksi di masa depan, maka penilaian yang tidak
akurat dapat menyebabkan kekurangan persediaan atau komitmen yang berlebihan. Kedua,
informasi mungkin kurang akurat dalam hal kebutuhan suatu nasabah tertentu. Suatu
perusahaan yang mengolah suatu pesanan yang tidak betul akan menanggung semua
biaya tanpa memperoleh hasil penjualan. Biaya ini bahkan seringkali ditambah
lagi dengan biaya barang yang dikembalikan dan jika kemungkinan penjualan masih
ada, maka perusahaan itu harus berusaha lagi menyediakan barang yang tepat.
Ada dua tugas manajerial yang berhubangan langsung dengan
komunikasi logistic. Pertama, adalah pengolahan pesanan nasabah. Pesanan (order)
adalah suatu arus kominakasi yang kritis yang merupakan masukan utama (prime
input) bagi system logistic. Yugas yang kedua adalah pengawasan pesanan (order
control) : pengelolaan suatu pesanan sampai pesanan itu diterima dengan betul oleh
nasabah dengan keadaan utuh. Pengiriman pesanan seorang nasabah pada waktunya
belum lah merupakan prestasi logistic yang cukup. Pesanan itu haruslah dapat di
teriman (acceptable) baik mutunya maupun kuantitasnya sebagaimana yang di janjikan.
Mutu dan informasi yang tepat waktu merupakan factor penentu yang utama dari
kestabilan system.
5 Penanganan dan Penyimpanan
Dalam arti luas, penanganan dan penyimapanan(handling and
storage) ini meliputi pergerakan (movement),pengepakan dan container rization (pengemasan).handling
ini menimbulkan banyak sekali biaya logistic dilihat dari pengeluaran untuk operasi
dan pengeluaran modal. Jadi adalah beralasan untuk mengatakan bahwa makin
sedikit kalinya produk di tangani dalam keseluruhan proses itu, maka makin
terbats dan makin efisien harus total fisikya.
Untuk meningkatkan efisiensi handling,sekelompok kaleng,botol,kotak
ataupun apa saja dimasukkan ke dalam karton yang lebih besar. Karton induk ini
melaksanaan 2 fungsi, pertama ,ia melindungi produk selama proses logistic. Yang
kedua, ia merupakan muatan utama yang memungkinkan penanganan suatu paket yang
lebih besar daripada banyak satuan-satuan tersendiri.
Untuk penaganan yang efisien,karton-karton induk di kelompokan
ke dalam lot-lot besar. Lot yang besar ini kemudian di ikat dengan tali baja,
digabungkan dengan pita, dibungkus padat(shrink-wrapped), dimasukkan ke dalam
sebuah sangkar kawat atau di tumpukkan pada sebuah pallet kayu. Alat-alat
pengelompokkan ini membuat suatu muatan menjadi tertentu besarnya sehingga
dapat ditangani oleh peralatan khusus material.
Jika diintegrasikan secara efektif kedalam operasi logistic suatu
perusahaan, maka handling dan storage (penanganan dan penyimpinan) ini dapat
sangat mengurangi masalah yang berkaitan dengan kecepatan dan kemudahan
pengangkutan barang melalui system tersebut.
Dalam kenyataannya, beberapa perusahaan telah mampu
mendesain muata-muatan unit untuk mengangkut segolangan besar produk dari
tempat produksi langsung ke rak-rak nasabah. Walaupun program yang demekian
menimbulkan biaya yang proporsional, namun jika dikembangan dengan baik, akan
dapat memberikan lebih banyak keuntungan melalui pengurangan penanganan, biaya
transport, perbaikan hubungan dengan nasabah dan efesiensi yang menyeluruh
KESIMPULAN
Dalam konteks yang strategis, focus pusat dari logistic
adalah komitmen pada persediaan. Produk dan material dipandang sebagaimana
mestinya yaitu sebagai kombinasi dari kegunaan bentuk, waktu, tempat, dan pemilikan.
Persediaan tidak banyak gunanya sebelum bentuknya (form) ditempatkan pada waktu
yang tepat pada lokasi dimana ia memberikan kesempatan untuk pemilikan. Jika sebuah
perusahaan tidak secara konsisten memenuhi kebutuhan waktu dan tempat maka ia
tidak secara efesien dicapai, maka laba dan pengambilan atas inventasi akan dibahayakan.
Sebelum kegunaan waktu dan tempat dapat dicapai, maka sedikit sekali kalaupun
ada, nilai yang dapat ditambahkan kepada proses logistik.
Referensi :J.Bowersox,Donald.1978. A System Integration Of Physical Distribution Management and Materials Management (Second Edition).NewYork:Macmillan publishing CO.Inc
Tidak ada komentar:
Posting Komentar